Jejak Temu Sastra Indonesia-Malaysia di Bandung
Bandung, menjadi kota terpilih diadakannya pertemuan
tahunan para penikmat sastra. Tahun ini kegiatan Temu Sastra Indonesia Malaysia
telah digelar selama tiga hari, jumat-minggu 18-20 September 2015. Kegiatan
rutin ini ternyata dilirik oleh negara lain terbukti peserta yang hadir tidak
hanya kedua negara saja ada yang berasal dari Thailand, Belanda, Singapura dan
China.
terdapat dua pilihan untuk menjadi peserta dalam
kegiatan tersebut yakni menjadi peserta dari jalur sastrawan dengan syarat
harus mengirimkan tiga buah puisi yang akan diseleksi menjadi antologi. Proses
seleksi dilakukan jauh-jauh hari hingga akhirnya terkumpulah 100 sastrawan dari
dua negara Indonesia-Malaysia yang puisinya dibukukan dalam antologi. Cara
kedua jika ingin menjadi peserta yakni sebagai ahli sastra, pada jalur ini Anda
perlu mengirimkan hasil penelitian yang berkaitan dengan bahasa dan sastra
negara serumpun dalam perspektif sejarah dan masa depan, yang hasil penelitian
tersebut disampaikan dalam seminar internasional dan dikumpulkan menjadi sebuah
prosiding.
Pembukaan dan peluncuran buku Antologi dan Prosiding
|
selama tiga hari di Bandung, peserta mengikuti
berbagai kegiatan. diawali dengan acara pembukaan yang bertempat di galery
Nyoman Nuarta "NuArt Scluptre Park" pembukaan acara yang semula akan
dihadiri wakil gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar terpaksa gagal karena beliau
sakit, maka dengan diwakili oleh kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tepat
pukul 17.00 WIB acara telah resmi dibuka, bersamaan dengan itu pula
diluncurkanlah dua buku, yakni anotologi puisi dan prosiding sebagai tanda
acara akan digelar.
Setelah acara pembukaan selesai, para peserta dibawa
menuju kampung Pago' yang berada di Ciwidey, Kab. Bandung. Malam pertama
dihabiskan perserta dengan bincang santai antarpeserta agar saling mengenal.
pada hari kedua, tepat pukul 06.30 peserta Temu Sastra
Indonesia-Malaysia sudah bersiap-siap mengikuti seminar internasional yang kesempatan
kali itu diadakan di Universitas Padjajaran kampus Jatinangor, Sumedang. acara
dimulai pukul 09.00, setelah peserta selesai melakukan chek in acara pun
dimulai, dibuka dengan tarian tradisioanl persembahan dari mahasiswa sastra
Unpad peserta begitu antusias mengikuti jalannya acara hingga selesai. Dalam
seminar internasional tersebut ada enam pembicara, tiga berasal dari Malaysia
dan sisanya berasal dari Indonesia.
pada sesi pertama tiga pembicara mulai
mempresentasikan hasil temuannya, dimulai oleh pembiacara asal Malaysia ybhg.
SN. Dato Akhmad Kamal (Kemala), Prof. Maman S. Mahayana, dan Dr. Arba'ie.
meskipun nama acara tersebut adalah seminar internasional tapi peserta tidak
merasakan jenuh karena acara yang disetting menarik dan dipandu pula oleh
moderator yang mengarahkan acara menjadi tidak bosan, Enung Nurhayati,
M.A.,Ph.D. beliaulah yang sukses memandu hingga sesi kedua yang diisi oleh
pembicara Dr. Rajeswaree, Dr. M.Adji dan Dr. Wahya selesai dilaksanakan.
pada malam harinya kegiatan Temu Sastra Indonesia
Malaysia diisi dengan acara malam Ekspresi dan Apresiasi Sastra, hampir setiap
sastrawan dari berbagai daerah yang hadir tampil membacakan puisi. Tidak terasa
malam pun semakin larut, semua berbahagia menikmati sastra yang dibalut cengkerama
antarpesertanya.
Hari ketiga pun tiba, semua peserta akan bersiap-siap
menjelajah wilayah kab. Bandung, semua peserta menuju Kawah Putih mengikuti
wisata budaya sebagai penutup rangkaian acara.
Komentar
Posting Komentar