Sensasi Sibiru Imut (Feature)

Sensasi Sibiru Imut Saat mentari mulai beranjak bangun dari peristirahatannya, sikecil mulai memanaskan bagian – bagian kecil dari anggota tubuhnya, meski saat itu mentari sebenarnya masih bermalas – malsan karena ternyata awan hitam telah mendahuluinya hadir. Tapi sayup – sayup irama merdu khas sibiru terdengar indah. Bremmmm….breemmmmm…….deruman itu terdengar dari bagian belakang mesin si biru, ya!!!dia adalah sebuah bus mini yang berwarna biru cerah hingga ia sangat menarik minat langganannya. Sibiru adalah angkutan umum yang masih bisa dibilang bayi yang baru lahir, ia baru digunakan sekitar dua bulan yang lalu, sebuah angkutan yang hadir di tengah – tengah padatnya masyarakat Bandung, sebuah kota yang khas dengan julukannya Kota Kembang. Bus mini inipun telah memiliki namanya sebelum akhirnya ia terlahir Trans Metro Bandung (TMB) nama yang indah yang menggambarkan pesona tubuh dan perjalana hidupnya. Seperti biasa dipagi yang mesti tak secerah seperti biasanya, sibiru yang imut mulai menyingkirkan lawannya untuk melaju lebih cepat agar ia sampai tepat pada waktunya disebuah rumah peristirahatanya, tempat itu namanya shelter. Benar saja sesaat setelah ia sampai di shelter yang pertama, ia telah dinanti oleh para penumpang langgananya, mereka menatap sibiru seakan tak sabar ingin segera melakukan petualangan hari ini dengan TMB, dengan langkah yang sedikit malu kaki – kaki itu mulai menaiki setiap tangga yang terdapat disamping badan sibiru, matanya meneliti setiap bagian yang terdapat didalam badan si biru, mencar tempat duduk yang nyaman untuk mereka singgah menikmati perjalanan di kota Bandung kali ini. Si imut adalah kendaraan satu – satunya yang khas di Kota Bandung, sebuah angkutan umum yang mendapatkan perlawanan sebelum akhirnya ia diturunkan. Mungkin jika datang ke Kota lain kita tak akan selalu disuguhkan dengan hadirnya TMB. Hari ini TMB akan berpetualang seperti biasanya, menelusuri sepanjang jalan Kota Bandung, meski ia tak punya jalurnya sendiri tak seperti saudara- saudaranya ditempat lain. Akan tetapi ia tetap melaju dengan semangatnya, ia selalu tak sabar ingin segera sampai ke setiap shelternya sebab si biru ini tak pernah diijinkan untuk bersinggah ditempat lain kecuali rumah peristirahatannya sendiri. Saat tiba di shelter nya yang pertama, sibiru berhenti menyambut para pelanggannya dengan ramah untuk bisa menikmati perjalanan yang indah itu, bus ini akan melintasi sepanjang Jalan Soekarno Hatta hingga ia berakhir di shelter terakhir di daerah Cibeureum. Di tempat istirahatnya yang pertama ia disambut hangat dengan senyuman khas dari penumpang yang biasa mangkir disana. Dengan sigap kaki – kaki itu melangkah menaiki setiap anak tangga di samping kanan badan sibiru, meski tangga – tangga itu tak selebar tangga ditempat lain tapi kaki itu tetap bersemangat, mata – mata sayu dipagi yang tak secerah biasanya tetap meneliti seyiap bagian dalam tubuh si mungil untuk mencari tempat bersandar, namun bagi ia yang tak mendapatkan tempat duduk dengan sedikit berbaris rapih sembari tangan – tangan itu memegang pegangan yang bergantungan, namun tak ada sedikitpun wajah kesal dari para penumpang yang tak kebagian tempat duduk itu, senyumannya masih terus memancar. Dengan sedikit malu – malu sibiru melaju melewati setiap lawannya yang menghalangi, namun ia berjalan dengan tetap tenang sebab ia tak mau penumpang langganannya akan berpindah tempat karena merasa tak nyaman, kali ini laju gas semakin diperkencang sebab ada satu penumpang berseragam abu yang ingin segera sampai ke sekolahnya, sibiru pun memenuhi permintaan gadis itu, saat tiba di shelter kedua beberapa penumpang telah bersiap meninggalkan sibiru menuju tempat kerjanya. Disaat yang bersamaan para penumpang lain yang sudah menunggu mulai menaiki anak tangga untuk mengikuti perjalanan sibiru ini. Seperti biasa siimut mulai melaju kembali agar segera sampai sebab sibiru tak boleh berlama-lama berdiam diri di tempat peristirahanya. Di sepanjang perjalan para penumpang disuguhi pemandangan alami khas Kota Bandung, yaitu deretan gedung – gedung yang menjulang tinggi serta beberapa rumah yang meski tak sebagus di Kota Metropolitan namun tetap terasa indah dengan nuansa nya yang alami. Rasanya melewati jalanan ini cukup mewakili para wisatawan yang ingin berkunjung dan menikmati indahnya Kota Bandung sebab dari kendaran ini terlihat beberapa distro yang menjadi pesona utama kota kembang. Biaya yang dibebankan bagi para penumpang pun tak terlalu besar, cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp.3000,00- untuk penumpang umum dan Rp.1500,00- bagi para pelajar dan mahasiswa. Dengan rute atau rit untuk istilah si biru ini sebanyak 17 rit bolak – balik yaitu sepanjang cibiru-cibeurem dengan berjejer shelter, ditempat – tempat yang strategis dan mudah dijangkau penumpangnya yaitu di Cibiru, Margahayu, Samsat, LPKIA, Caringin, Leuwi Panjang, Holis dan Cibeurem yang terakhir tentunya. Perjalanan yang nyaman menjadi khas dari kendaran mini ini dengan goyangan yang dikeluarkan saat melewati jalanan yang tak licin memberikan sensasi lain dari sibiru, hingga tiba di shelter nya yang terakhir. Suasana didalam awak sibiru pun tak sebising di kendaraan lain sebab sibiru tak akan membiarkan para penumpang liar yang sengaja ingin mengganggu kenyamananya, hanya celotehan tawa khas para remaja saja yang siap didengarkan alunannya, untuk menemani sepanjang perjalanan sampai ditempat tujuan terakhir. “ Saya senang bias lebih dekat dengan masyarakat, karena sejauh ini prioritas kendaraan ini adalah untuk masyarakat “ berikut ungkap Jansen salah seorang sopir yang memang telah menjadikan kendaraan ini sebagfai tumpuan hidupnya. Sibiru ini memberikan kesenangan bagi masyarakat Bandung atau bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Kota kembang ini, semuanya diutamakan bagi masyarakat. Terlihat dari pelayanannya yang sangat istimewa pada para penumpang, sibiru meyuguhkan kecepatan dan ketepatan waktu bagi para langganannya, bayangkan jarak antara Cibiru sampai dengan Cibeureum hanya diberikan tenggang waktu 30 menit untuk sampai kesana namun itupun jika diperjalanan lancar. Setiap penumpang merasa dihormati dengan layanan yang disamakan tanpa memandang pejabat, karena semua tetap harus menunggu di tempat istirahatnya si biru jika ingin naik atau turun. “ kendarannya belum di sosialisasikan secara baik, itulag sebabnya bagi warga Bandung sendiri belum banyak yang tahu keberadaannnya” itulah yang diungkapkan oleh may may salah seorang penumpang TMB.

Komentar

Postingan Populer