citizen jurnalisme

BAB I
PENDAHULUAN

Demokratisasi dan perkembangan teknologi di Indonesia bukan hanya melahirkan banyak partai atau kebebasan pers saja , namun selain itu juga mampu memberikan stimulus pada masyarakat biasa untuk bisa bersuara dan berbagi informasi secara lebih cepat lewat apa yang dinamakan dengan Citizen Journalism.
Berkembangnya citizen journalism membuat masyarakat mempunyai banyak alternatif berita dan perspektif tentang sebuah hal dari berbagai pihak, Sehingga kini kita tidak perlu lagi melokalisir suatu pekerjaan hanya dengan satu profesi tertentu.
Perkembangan pesat citizen journalism bukan berarti akan mengubur media konvensional. Justru akan terjadi konvergensi dimana media tradisional dan citizen media akan hidup bersama dengan bentuk dan cara penyampaian informasi yang berbeda. Hal ini terbukti dengan masih berkembangnya koran di tengah era informasi digital saat ini. Jadi citizen journalism justru membantu kita dalam mendapatkan tambahan informasi, bukannya menggantikan media konvensional.
Kendati demikian, terdapat beberapa faktor pula yang dapat melemahkan posisi citizen journalism di Indonesia. Seperti yang disebutkan Vincent Maher dalam tulisan ilmiahnya, terdapat “tiga E yang mematikan” (“ three deadly E’s ”) : yakni etika, ekonomi dan epistemologi. Ketiga hal ini jelas melemahkan posisi citizen journalism, khususnya di Indonesia, karena melalui tiga faktor tersebut, banyak kritik tersebar dan citizen journalism seolah terkesan menyajikan informasi yang tidak reliabel.






BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Citizen Journalism
Citizen journalism adalah bentuk jurnalisme dimana orang-orang tanpa pendidikan yang berbasis jurnalistik yang layak dapat menggunakan teknologi untuk menunjang tulisan pribadi mereka (baik secara pribadi maupun secara berkelompok).
Layaknya jurnalis yang melakukan kegiatan jurnalistik yakni mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi yang kemudian disebarkan dalam media massa untuk masyarakat umum. Maka tak jauh beda dengan pengertian citizen journalism yakni kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh warga secara umum, jadi tidak hanya wartawan atau jurnals saja yang membuat berita, masyarakat umum pun bisa melakukan kegiatan jurnalistik.
Ada beberapa istilah yang dikaitkan dengan konsep citizen journalism. Public journalism, advocacy journalism, participatory journalism, participatory media, open source reporting, distributed journalism, citizens media, advocacy journalism, grassroot journalism. Shayne Bowman dan Chris Willis lantas mendefinisikan citizen journalism sebagai ‘…the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information”.
Citizen journalism adalah bentuk spesifik dari citizen media dengan content yang berasal dari publik. Di Indonesia, istilah yang dimunculkan untuk citizen journalism adalah jurnalisme partisipatoris atau jurnalisme warga.
B. Bentuk – bentuk Citizen Journalism
Bentuk dari citizen journalism dapat berupa posting pada blog, online forum, foto-foto koleksi pribadi yang terkait, maupun video yang bersangkutan. Pada intinya, citizen journalism adalah jurnalisme dari masyarakat untuk masyarakat.
Adapun bentuk yang paling sederhana adalah komentar pada liputan berita, artikel, foto atau lainnya yang menurut J.D Lasica disebut dengan Audience participation. Metro TV dan TVOne, adalah salah satu stasiun televisi nasional yang menjadikan acara berita sebagai salah satu andalannya sehingga memanfaatkan adanya citizen jurnalisme untuk memberikan komentar ataupun tanggapannya.
J.D. Lasica, dalam Online Journalism Review (2003), mengategorikan media citizen journalism ke dalam 5 tipe :
1. Audience participation (seperti komenter user yang di lampirkan pada kisah-kisah berita, blog-blog pribadi, foto, atau video footage yang diambil dari handycam pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh anggota komunitas).
2. Situs web berita atau informasi independen (Consumer Reports, Drudge Report).
3. Situs berita partisipatoris murni (OhmyNews).
4. Situs media kolaboratif (Slashdot, Kuro5hin).
5. Bentuk lain dari media ‘tipis’ (mailing list, newsletter e-mail).
6. Situs penyiaran pribadi (situs penyiaran video, seperti KenRadio).
Ada dua hal setidaknya yang memunculkan corak citizen journalism seperti sekarang ini. Pertama, komitmen pada suara-suara publik. Kedua, kemajuan teknologi yang mengubah lansekap modus komunikasi.
Public journalism acap dikaitkan dengan konsep advocacy journalism karena beberapa media bergerak lebih jauh tidak saja dengan mengangkat isu, tetapi juga mengadvokasikan isu hingga menjadi sebuah "produk" atau "aksi" — mengegolkan undang-undang, menambah taman-taman kota, membuka kelas-kelas untuk kelompok minoritas, membentuk government watch, mendirikan komisi pengawas kampanye calon walikota, dan lain-lain.
Public atau citizen journalism juga dikaitkan dengan hyperlocalism karena komitmennya yang sangat luarbiasa pada isu-isu lokal, yang "kecil-kecil" (untuk ukuran media mainstream), sehingga luput dari liputan media mainstream.
Public journalism dengan model seperti ini mendasarkan sebagian besar inisiatif dari lembaga media. Kemajuan teknologi dan ketidakterbatasan yang ditawarkan oleh Internet membuat inisiatif semacam itu dapat dimunculkan dari konsumen atau khalayak.
Implikasinya cukup banyak, tidak sekadar mempertajam aspek partisipatoris dan isu yang diangkat.

C. Kelebihan dan Tantangan Citizen Journalism
Peran dan Fungsi Citizen Journalism
Citizen Journalism dimanfaatkan melalui situs-situs di internet. Kita ketahui bahwa situs internet merupakan akses tercepat untuk mendapatkan berita dan bagaimana masyarakat dapat memperoleh semua informasi dengan cepat. Bukan hanya informasi dalam negeri saja yang dapat kita peroleh di situs internet tetapi juga informasi seluruh dunia dapat kita dapatkan hanya dengan sekali klik saja. Bukan hanya wartawan profesional saja yang dapat menulis berita di situs internet tetapi juga orang awam yang mempunyai berita juga dapat menulis berita di situs internet.
Keanekaragaman situs internet menawarkan banyak informasi yang benar maupun informasi yang tidak benar. Citizen Journalism sangat membantu atau bermanfaat bagi orang-orang yang sibuk sehingga membutuhkan informasi yang cepat dan dapat dipercaya.
Kelebihan dan kekurangan Citizen Journalism
Citizen Journalism memiliki kelebihan dan kekurangan maisng-masing . Kelebihannya adalah informasi tersalurkan dengan cepat. Pembaca pun bisa mengirimkan reaksinya secara langsung. Sehingga materi yang ada diperbincangkan dalam situs tersebut bisa saja lebih hangat dibandingkan situs yang memiliki editor.
Namun, kelemahannya, situs model wiki bisa dipakai oleh orang-orang tidak bertanggungjawab yang mengirimkan tulisan yang tidak baik. Artikel atau segala informasi yang dikirimkan pun bisa jadi masih dangkal dan tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik
Tulisan yang ada dalam situs mengusung citizen journalism, tidak hanya berisikan tulisan warga non-jurnalis. Tidak sedikit pula jurnalis profesional ikut menjadi anggota situs. Keadaan ini disebabkan idealisme dalam citizen journalism masih dijunjung tinggi tanpa terusik kepentingan apapun. Mereka ingin berbagi pengalaman dengan lebih leluasa, mengungkapkan sesuatu yang tidak bisa dilakukan dalam pekerjaan mereka. Inilah yang menjadi perbedaan nyata antara jurnalis warga dan jurnalis profesional.
Citizen journalism hadir bukan menjadi pesaing media konvensional, tapi sebagai alternatif yang memperkaya informasi. Dalam citizen journalism, seorang jurnalis profesional dan jurnalis warga bisa saling berbagi dalam membuat produk jurnalistik yang kredibel sekaligus benar-benar beresensikan kemanusiaan, tanpa diusik kepentingan apapun yang menghambat idealisme.
Implikasi Citizen Jurnalisme
1. Open source reporting: perubahan modus pengumpulan berita. Wartawan tidak menjadi satu-satunya pengumpul informasi. Tetapi, wartawan dalam konteks tertentu juga harus ‘bersaing’ dengan khalayak, yang menyediakan firsthand reporting dari lapangan.
2. Perubahan modus pengelolaan berita. Tidak hanya mengandalkan open source reporting, media kini tidak lagi menjadi satu-satunya pengelola berita, tetapi juga harus bersaing dengan situs-situs pribadi yang didirikan oleh warga demi kepentingan publik sebagai pelaku citizen journalism.
3. Mengaburnya batas produsen dan konsumen berita. Media yang lazimnya memosisikan diri sebagai produsen berita, kini juga menjadi konsumen berita dengan mengutip berita-berita dari situs-situs warga. Demikian pula sebaliknya. Khalayak yang lazimnya diposisikan sebagai konsumen berita, dalam lingkup citizen journalism menjadi produsen berita yang content-nya diakses pula oleh media-media mainstream. Oh my God, duniaaa….
4. Poin 1-2-3 memperlihatkan khalayak sebagai partisipan aktif dalam memproduksi, mengkreasi, mau pun mendiseminasi berita dan informasi. Pada gilirannya faktor ini memunculkan ‘a new balance of power’—distribusi kekuasaan yang baru. Ancaman power yang baru (kalau mau disebut sebagai ancaman) bagi institusi pers bukan berasal dari pemerintah dan ideologi, atau sesama kompetitor, tetapi dari khalayak atau konsumen yang biasanya mereka layani!
5. Isu profesionalisme: apakah setiap pelaku citizen journalism bisa disebut wartawan? Kenyataannya, citizen journalism mengangkat slogan everybody could be a journalist! Apakah blogger bisa disebut sebagai the real journalist?
6. Isu etika: apakah setiap pelaku citizen journalism perlu mematuhi standar-standar jurnalisme yang berlaku di kalangan wartawan selama ini sehingga produknya bisa disebut sebagai karya jurnalistik? Kita bicara soal kaidah jurnalistik yang selama ini diajarkan pada para wartawan—mungkinkah kaidah itu masih berlaku? Lazimnya, yang acap disentuh dalam wacana kaidah jurnalistik adalah soal objektivitas pemberitaan, dan kredibilitas wartawan/media.
7. Isu regulasi: perlukah adanya regulasi bagi pelaku citizen journalism? Kaitannya dengan etika, profesionalisme, komersialiasi, dan mutu content.
8. Isu ekonomi: munculnya situs-situs pelaku citizen journalism yang ramai dikunjungi menimbulkan konsekuensi ekonomi, yaitu pemasang iklan, yang jumlahnya tidak sedikit. Pers, menurut Jay Rosen pada dasarnya adalah media franchise atau public service franchise in journalism.
9. Kalau citizen media kini muncul dan juga bermain dalam ranah komersial, ini hanya merupakan konsekuensi ‘the enlarging of media franchise’. Isu ekonomi juga mengundang perdebatan lain. Kalau tadinya para kontributor citizen journalism memasukkan beritanya secara sukarela, kini mulai muncul perbincangan bagaimana seharusnya membayar mereka.





D. Bedah Contoh
1. Citizen journalism di TELEVISI (METRO TV)
Nama Acara : I-Witness
Jam Tayang : Rabu, 13.05 WIB
Sabtu, 14.30WIB
Metro TV adalah salah satu Televisi Nasional Indonesia yang program-program acaranya lebih mengarah atau lebih tersegmen pada Berita (News). Program-programnya tidak akan lepas dari berita, dan salah satunya adalah I-Witness. I-Witness ini adalah program acara yang beritanya itu murni berasal dari masyarakat atau yang lebih kita kenal dengan istilah Citizen Journalism (Jurnalisme Warga).
Disini seorang warga atau masyarakat dapat mengirimkan sebuah liputan yang di dalamnya terdapat video ataupun foto mengenai suatu kejadian yang ada di sekitarnya untuk di sebarluaskan kepada khalayak luas melalui media massa yaitu Metro TV.

2. Citizen journalism di RADIO (ELSHINTA)
Nama Acara : Elshinta News and Talk
Jam Tayang : 09.00-10.00 WIB
“Elshinta News and Talk” ini hadir setiap hari, dan ada di tiap pagi, siang, sore, hingga malam hari. Dari program-program acara yang ada di Elshinta ini untuk berita yang berunsur citizen journalism adalah “Info dari anda”, acara ini terangkum dalam program acara “Elshinta News and Talk” edisi pagi.
Seorang warga dapat berpartisipasi langsung dan dapat juga melaporkan suatu kejadian yang ada di sekitarnya. Berita yang di laporkannya itu dapat berupa kemacetan lalu lintas, kebakaran, tindak kriminal, orang hilang atau ditemukan, pencurian mobil dan lain sebagainya. Kadang acara ini di selingi dengan wawancara komersial dan interaktif mengenai suatu produk tertentu dalam mata acara Commercial Talkshow.
Karena radio ini adalah media massa yang memanfaatkan indra pendengaran untuk dapat menikmatinya maka seorang warga yang ingin menyampaikan beritanya adalah melalui sambungan telepon dan biasanya lebih bersifat interaktif. Selain itu, mereka juga dapat mengirimkan beritanya melalui media tulisan, baik itu berupa dokumen atau dapat juga melalui media Email ataupun SMS yaang nantinya akan di perdengarkan oleh penyiar radio itu kepada khalayak luas.

3. Citizen journalism di KORAN (KOMPAS)

Nama Rubrik : Kompasiana
Di dalam koran KOMPAS terdapat rubrik yang memang di khususkan untuk menampung berita dari masyarakat. Setiap orang dapat melaporkan peristiwa, menyalurkan aspirasi, menyampaikan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan kepada Kompas. Di Kompasiana setiap orang di dorong untuk menjadi wartawan. Laporan dari warga ini nantinya adalah atas nama dari pelapor tadi, dan bukan atas nama dari wartawan Kompas.
Selain itu, di rubrik Kompasiana ini juga melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia dan para tokoh masyarakat, pengamat, dan pakar dari berbagai bidang, keahlian dan disiplin ilmu untuk ikut berbagi informasi, pendapat dan gagasan.

Bentuk lainnya adalah sajian liputan yang lebih lengkap seperti layaknya liputan jurnalis profesional tetapi dilakukan oleh anggota masyarakat pada umumnya. Media yang selama ini bisa digunakan secara optimal hanyalah yang melalui internet. Minimal ada 3 jenis yaitu blog pribadi, media massa online kompas dan kabar indonesia.com







BAB III
PENUTUP
Pada dasarnya blogger, citizen journalism, pers dan wartawan adalah sama, karena mereka bergerak dibidang yang sama yaitu melaporkan berita atau bidang jurnal yang membedakan hanyalah tempatnya.
Citizen Journalism sendiri merupakan tempat dimana berita tersebut dilaporkan dan merupakan sebuah perkumpulan untuk orang-orang yang secara rutin melaporkan sebuah berita. Citizen Journalism merupakan sarana dimana orang-orang yang bukan wartawan juga dapat menulis sebuah berita.
Sedangkan pers dan wartawan sama, mereka merupakan orang-orang yang bekerja sama dengan sebuah media massa untuk memlaporkan atau menulis berita. Pers dan wartawan merupakan orang-orang yang memang berugas untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan masyarakat.
Pada intinya mereka adalah hal yang sama yaitu melaporkan berita atau informasi kepada masyarakat luas.
Citizen Journalism adalah Masyarakat biasa yang ikut serta mengambil peran sebagai “wartawan” . Maksudnya, mereka mencari berita dan kemudian menyebarkannya kepada khalayak melalui blog mereka. Hal ini mirip dengan cara kerja wartawan pada media massa masing-masing. Nilai tanggung jawab sosial dari informasi yang disampaikan oleh mereka cenderung lebih rendah. Walau di beberapa negara sudah ada undang-undang (seperti UU ITE di Indonesia) yang mengatur tata cara penyampaian berita melalui internet, ada kecenderungan berita yang disampaikan lebih bersifat subjektif. Salah satu sebabnya karena tidak adanya gatekeeper dan informasi diposting di blog pribadi. Maka Citizen journalism lebih dapat dikatakan memberi informasi dari pendapatnya masing-masing

referensi terlampir...

Komentar

Postingan Populer