tugas nicH....

PENDAHULUAN

Perkembangan komunikasi dikalangan masyarakat menjadi suatu fenomena yang berkembang secara cepat, dimana untuk konteks saat ini terjadi pergesaran pemahaman oleh keberadaannya teknologi sehingga komunikasi yang kerap dilakukan menjadi lebih praktis.
Komunikasi antar pribadi yang biasa dilakukan secara face to face memiliki efek yang lebih besar dalam mempengaruhi seseorang satu dan yang lainya, namun demikian dampak dari keberadaan teknologi juga memberikan andil besar dalam perubahan komunikasi ini maka untuk itu teori komunikasi yang berkaitan dengan komunikasi ini perlulah untuk digali kembali guna mengontrol, meramalkan dan menerangkan terhadap fenomena yang sedang dihadapi.
Maka agar pemahaman mengenai teori komunikasi yang terdapat dalam komunikasi antar pribadi ini berbagai sumber telah dicari, dan untuk membatasi permasalahan yang luas dari teori komunikasi maka kami membatasinya dengan judul “ Teori Komunikasi dalam Konteks Komunikasi Antar Pribadi “
Untuk menelusuri teori komunikasi dalam komunikasi antar pribadi maka perlulah bagi kita untuk memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan komunikasi antar pribadi, serta apa saja yang termasuk dalam komunikasi ini. sehingga pada makalah ini definisi mengenai komunikasi antar pribadi kami tampilkan untuk sekedar mengingatkan kembali.
Dalam mempelajari teori komunikasi pun sangat lah dibutuhkan untuk tahu apa itu teori komunikasi dan bagaimana bisa membuat teori. Maka untuk itu kami pun menampilkan definisi tenatang teori komunikasi untuk dapat lebih mempertajam pemahamannya selanjutnya.




ISI

A.Definisi Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).
Secara umum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi ini terjadi secara tatap muka (face to face) antara dua individu. Maka dalam pengertian tersebut mengandung 3 aspek:
a)Pengertian proses, yaitu mengacu pada perubahan dan tindakan yang berlangsung terus menerus.
b)Komunikasi antar pribadi merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
c)Mengandung makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.
Dari ketiga aspek tersebut maka komunikasi antar pribadi menurut Judy C. Pearson memiliki karakteristik sebagai berikut:
1)Komunikasi antar pribadi dimulai dengan diri pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita.
2)Komunikasi antar pribadi bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima pesan.
3)Komunikasi antar pribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Artinya isi pesan dipengaruhi oleh hubungan antar pihak yang berkomunikasi.
4)komunikasi antarpribadi mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak yang berkomunikasi.
5)Komunikasi antar pribadi melibatkan pihak-pihak yang saling bergantung satu sama lainnya dalam proses komunikasi.
6)Komunikasi antar pribadi tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu pada pasangan maka tidak dapat diubah. Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau menghapus yang sudah dikatakan.
Komunikasi antar pribadi berlangsung antar dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat di dalamnya.
Hal terpenting dari aspek psikologis dalam komunikasi adalah asumsi bahwa diri pribadi individu terletak dalam diri individu dan tidak mungkin diamati secara langsung. Artinya dalam komunikasi antar pribadi pengamatan terhadap seseorang dilakukan melalui perilakunya dengan mendasarkan pada persespsi si pengamat. Dengan demikian aspek psikologis mencakup pengamatan pada dua dimensi, yaitu internal dan eksternal. Namun kita mengetahui bahwa dimensi eksternal tidaklah selalu sama dengan dimensi internalnya.
Fungsi psikologis dari komunikasi adalah untuk menginterpretasikan tanda-tanda melalui tindakan atau perilaku yang dapat diamati. Proses interpretasi ini setiap individu berbeda. Karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda, yang terbentuk karena pengalaman yang berbeda pula.
Dialog adalah bentuk komunikasi abtar pribadi yang menunjukan adanya interaksi. Untuk mereka yang terlibat dalam bentuk komunikasi ini berfungsi ganda dimana adakalanya menjadi komunikator dan adakalanya juga menjadi komunikan.
Dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi ini dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Karena komunikasi yang dilakukan berlangsung dengan tatp muka sehingga terjadi kontak pribadi ( personal contact ) maka saat pesan – pesan yang disampaikan umpan balik yang didapatkan seketika. Karena keampuhan ini maka sering kali komunikasi antar pribadi digunakan melancarkan komunikasi persuasi.
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya.
Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengatakan ciri-ciri komunikasi diadik adalah:
· Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat;
· Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima lat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun.
Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.
* Persepsi interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.
* Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu:
a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;
b. Merasa stara dengan orang lain;
c. Menerima pujian tanpa rasa malu;
d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat;
e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:
1. Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
2. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
3. Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
4. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).
* Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:

1. Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
2. Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.
* Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Miller (1976) dalam Explorations in Interpersonal Communication, menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu:
a. Percaya;
b. sikap suportif; dan
c. sikap terbuka.
Faktor-faktor yang mem pengaruhi individu dalam KAP
Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa komunikasi antarpribadi dimulai dari diri individu. Tampilan komunikasi yang muncul dalam setiap kita berkomunikasi mencerminkan kepribadian dari setiap individu yang berkomunikasi. Pemahaman terhadap proses pembentukan keperibadian setiap pihak yang terlibat dalam komunikasi menjadi penting dan mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Dalam modul ini realita komunikasi antarpribadi dianalogikan seperti fenomena gunung es (the communication iceberg).
Analogi ini menjelaskan bahwa ada berbagai hal yang mempengaruhi atau yang memberi kontribusi pada bagaimana bentuk setiap tampilan komunikasi.
Gunung es yang tampak, dianalogikan sebagai bentuk komunikasi yang teramati atau terlihat (visible/observable aspect) yaitu:
1. interactant, yaitu orang yang terlibat dalam interaksi komunikasi seperti pembicara, penulis, pendengar, pembaca dengan berbagai situasi yang berbeda.
2. symbol. Terdiri dari symbols (huruf, angka, kata-kata, tindakan) dan symbolic language (bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dll)
3. media, saluran yang digunakan dalam setiap situasi komunikasi.
Sedangkan bagian bawah gunung es yang menjadi penyangga gunung es itu tidak tampak atau tidak teramati. Inilah yang disebut sebagai invisible/unobservable aspect. Justru bagian inilah yang penting. Walaupun tak tampak karena tertutup air, dia menyangga tampilan gunung es yang muncul menyembul kepermukaan air. Tanpa itu gunung es tidak akan ada. Demikian halnya dengan komunikasi, di mana tampilan komunikasi yang teramati/tampak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak terlihat, tapi terasa pengaruhnya, yaitu:

1. meaning (makna).
Ketika simbol ada, maka makna itu ada dan bagaimana cara menanggapinya. Intonasi suara, mimik muka, kata-kata, gambar dsb. Merupakan simbol yang mewakili suatu makna. Misalnya intonasi yang tinggi dimaknai dengan kemarahan, kata pohon mewakili tumbuhan dsb.
2. learning.
Interpretasi makna terhadap simbol muncul berdasarkan pola-pola komunikasi yang diasosiasikan pengalaman, interpretasi muncul dari belajar yang diperoleh dari pengalaman. Interpretasi muncul disegala tindakan mengikuti aturan yang diperoleh melalui pengalaman.
Pengalaman merupakan rangkaian proses memahami pesan berdasarkan yang kita pelajari. Jadi makna yang kita berikan merupakan hasil belajar.
Pola-pola atau perilaku komunikasi kita tidak tergantung pada turunan/genetik, tapi makna dan informasi merupakan hasil belajar terhadap simbol-simbol yang ada di lingkungannya.
Membaca, menulis, menghitung adalah proses belajar dari lingkungan formal.
Jadi, kemampuan kita berkomunikasi merupakan hasil learning (belajar) dari lingkungan.
3. subjectivity.
Pengalaman setiap individu tidak akan pernah benar-benar sama, sehingga individu dalam meng-encode (menyusun atau merancang) dan men-decode (menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang benar-benar sama.
Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda terhadap objek yang sama.

4. negotiation. Komunikasi merupakan pertukaran symbol. Pihak-pihak yang berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Dalam upaya itu terjadi negosiasi dalam pemilihan simbol dan makna sehingga tercapai saling pengertian.
Pertukaran simbol sama dengan proses pertukaran makna.
Masing-masing pihak harus menyesuaikan makna satu sama lain.
5. culture.
Setiap individu adalah hasil belajar dari dan dengan orang lain.
Individu adalah partisipan dari kelompok, organisasi dan anggota masyarakat
Melalui partisipasi berbagi simbol dengan orang lain, kelompok, organisasi dan masyarakat.
Simbol dan makna adalah bagian dari lingkungan budaya yang kita terima dan kita adaptasi.
Melalui komunikasi budaya diciptakan, dipertahankan dan dirubah.
Budaya menciptakan cara pandang (point of view)
6. interacting levels and context.
Komunikasi antar manusia berlangsung dalam bermacam konteks dan tingkatan. Lingkup komunikasi setiap individu sangat beragam mulai dari komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan massa
7. self reference.
Perilaku dan simbol-simbol yang digunakan individu mencerminkan pengalaman yang dimilikinya, artinya sesuatu yang kita katakan dan lakukan dan cara kita menginterpretasikan kata dan tindakan orang adalah refleksi makna, pengalaman, kebutuhan dan harapan-harapan kita.
8. self reflexivity.
Kesadaran diri (self-cosciousnes)merupakan keadaan dimana seseorang memandang dirinya sendiri (cermin diri) sebagai bagian dari lingkungan. Inti dari proses komunikasi adalah bagaimana pihak-pihak memandang dirinya sebagai bagian dari lingkungannya dan itu berpengaruh pada komunikasi.
9. inevitability.
Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi. Walaupun kita tidak melakukan apapun tetapi diam kita akan tercermin dari nonverbal yang terlihat, dan itu mengungkap suatu makna komunikasi.
Berbagai aspek yang dibahas di atas menegaskan bahwa suatu proses komunikasi secara fisik terlihat sederhana, padahal jika kita mellihat pola komunikasi yang terjadi itu menjelaskan kepada kita sesuatu yang sangat kompleks. Jadi dapat disimpulkan di sini bahwa komunikasi antarpribadi bukanlah sesuatu yang sederhana.
Dalam sudut pandang psikologis KAP merupakan kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki tingkat kesamaan diri. Saat dua orang berkomunikasi maka keduanya harus memiliki kesamaan tertentu, katakanlah laki-laki dan perempuan. Mereka secara individual dan serempak memperluas diri pribadi masing-masing ke dalam tindakan komunikasi melalui pemikiran, perasaan, keyakinan, atau dengan kata lain melalui proses psikologis mereka. Proses ini berlangsung terus menerus sepanjang keduanya masih terlibat dalam tindak komunikasi.
Saling berbagi pengalaman tidaklah berarti memiliki kesamaan pemahaman atau kesamaan diri yang tunggal tetapi bisa merupakan persinggungan dan sejumlah perbedaan. Fisher mengemukakan bahwa ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, proses intrapribadi kita memiliki paling sedikit tiga tataran yang berbeda. Tiap tataran tersebut akan berkaitan dengan sejumlah “diri” yang hadir dalam situasi antar pribadi, yaitu pandangan kita mengenai diri sendiri, pandangan kita mengenai diri orang lain, dan pandangan kita mengenai pandangan orang lain tentang kita.
Pentingnya proses psikologis hendaknya dipahami secara cermat, artinya proses intrapribadi dari partisipan komunikasi bukanlah hal yang sama dengan hubungan antarpribadi. Apa yang terjadi dalam diri individu bukanlah komunikasi antarpribadi melainkan proses psikologis. Meskipun demikian proses psikologis dari tiap individu pasti mempengaruhi komunikasi antar pribadi yang pada gilirannya juga mempengaruhi hubungan antarpribadi.


B.Definisi Teori Komunikasi

Wilbur Schramm dalam buku “ Introduction to Mass Comunication Research “ ( Nafziger & White, 1972 : 10 ) mendefinisikan teori sebagai :
Suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abtraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku
Menurut Onong UE menjelaskan bahwa dari definisi itu jelas bahwa teori adalah ahsil telaah dengan metode ilmiah. Mengenai metode ilmiah ini, Alexis S Than dalam bukunya “ Mass Communication Theoris and Reseach “ (1981) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan metode ilmiah ialah metode penyelidikan atau metode pemapanan kebenaran yang menunjukan ciri – ciri sebagai berikut :
a.Objektivitas
b.Berorientasikan masalah
c.Dipandu hipotesisi berorientasikan teori
d.Korektif mandiri
Teori juga dapat didefinisikan secara umum yaitu seperangkat konsep atau proposisi yang berfungsi menerangkan satu fenomena, sehingga peristiwa atau fenomena itu bisa diramalkan.
Sementara fungsi teori ialah :
a.Explanation ; yaitu meneangkan mengenai suatu fenomena yang sedang terjadi.
b.Prediction ; ialah teori mampu meramalkan suatu fenomena.
c.Control ; yaitu teori mampu menjadi alat kontrol atau pengendali terhadap suatu kejadian yang ada.
Teori memiliki beberapa tingkatan diantaranya ; Grand teori ( teori besar yang menerangkan fenomena ), Middle Teori ( teori turunan yang lebih operasional ), dan yang terakhir ialah Partial teori ( teori yang spesifik menjurus pada penjelasan suatu fenomena ).


C.Macam – Macam Teori Komunikasi yang Terdapat Pada Komunikasi Antar Pribadi

Beberapa Teori Komunikasi Antar Personal
1.Teori Penetrasi Sosial
Irwin Altman dan Darlmas Taylor (1973; Taylor & Altman, 1987) mengungkapkan bahwa dengan berkembangnya hubungan, keluasan dan kedalaman meningkat. Bila suatu hubungan menjadi rusak, keluasan dan kedalaman seringkali akan (tetapi tidak selalu) menurun, suatu proses yang dinamai penetrasi. Pada tahap awalnya, suatu hubungan biasanya ditandai dengan kesempitan (narrowness) – topik yang dibahas hanya sedikit dan kedangkalan (shallowness) – topik yang didiskusikan hanya dibahas secara dangkal. Jika pada permulaan hubungan topic-topik dibahas secara mendalam biasanya anda akan merasakan ketidaknyamanan. Bila pengungkapan diri yang bersifat intim dilakukan pada tahap awal hubungan, kita merasa ada yang janggal pada orang yang melakukannya.
2.Teori Hipotesis Kecocokan (Matching Hipothesis)
Walster dan Berscheid menjelaskan bahwa kita berkawan dan berkencan dengan mereka yang setara dengan kita dalam ha daya tarik fisik. Walaupun kita mungkin tertarik kepada orang-orang yang secara fisik paling menarik, kita berkencan dan berkawan dengan orang-orang yang mirip dengan kita dalam hal daya tarik fisik. Contoh kasus, Jika anda bertanya kepada sekelompok kawan, “Kepada siapa anda merasa tertarik?” mereka mungkin sekali akan menyebutkan nama-nama orang yang paling menarik yang mereka ketahui.
3.Teori Saling Melengkapi (Complementarity)
Theodore Reik, berpendapat bahwa kita jatuh cinta kepada orang yang memiliki karakteristik yang tidak kita miliki dan bahwa sebenarnya kita merasa iri. Orang tertarik kepada orang lain yang tidak serupa hanya dalam situasi-situasi tertentu., Sebagai contoh, mahasiswa yang patuh dapat sangat cocok dengan seorang dosen yang agresif, tetapi mahasiswa ini tidak bias hidup cocok dengan istri atau suami yang agresif. Istri yang dominant mungkin cocok dengan suami yang penurut tetapi mungkin tidak cocok untuk beraul dengan teman yang penurut.
Teori ini meramalkan bahwa orang akan tertarik kepada mereka yang tidak serupa dengannya (artinya, tidak dogmatis).
4.Model S-M-C-R ( SMCR Model )
Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah – istilah : S adalah source yang berarti sumber atau komunikator M singkatan dari message yang bearti pesan C singkatan dari chanel yan bearti saluran atau media dan R yang berarti receiver yang artinya penerima atau komunikan.
Khusus mengenai chanel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu yang berarti saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua pengertian yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer ialah lambang misalnya bahasa, kial gambar atau warna. Sedangkan media sebagai sekunder media yang berwujud seperti televisi atau radio ataupun media lainnya.
5.Teori Matematikal Komunikasi ( The Mathematical Theory of Communication )
Teori ini seringkali disebut sebagai model Shannon dan Weaver, oleh karena teori komunikasi manusia yang muncul pada tahun 1949, merupakan perpaduan dari gagasan Claude E. Shannon dan Warren Eaver.
Adalah Shannon yang pada tahun 1948 mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi permesinan yang kemudian bersama Warren pada tahun 1949 diterapkan pada proses komunikasi manusia.
6.Model ABX Newcomb ( Newcomb ABX Model )
Pendekatan Theodore Newcomb (1953) terhadap komunikasi adalah pendekatan seorang pakar psikologi sosial berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk sederhana dari kegiatan komunikasi seseorang A menyampaikan informasi kepada B mengenai sesuatu yaitu X, model tersebut menyatakan bahwa orientasi A terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya membentuk suatu sistem yang meliputi empat orientasi.
Model Newcomb ini merupakan perluasan dari karya psikolog Heider (1946) berkenaan dengan keajegan dan ketidakajegan yang mungkin timbul diantra dua orang dalam hubungannya dengan orang ketiga atau suatu objek. Teori ini menyangkut kasus dua orang yang mempunyai sikap senang atau tidak senang terhadap masing – masing atau terhadap sikap esternal, maka akan timbul hubungan seimbang ( jika dua orang saling menyenangi dan juga menyenangi suatu objek) dan juga terjadi tak seimbang ( kalau dua orang saling menyenangi, tetapi yang satu menyenangi objek dan yang lainnya tidak ). Selanjutnya apabila terjadi keseimbangan setiap peserta akan menghadang perubahan, dan manakala jadi ketidakseimbangan berbagai upaya akan dilakukan untuk memulikan keseimbangan kognitif.
7.Teori Inokulasi ( Inocculation Theory)
Teori inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh McGuire ini mengambil analogi dari peristiwa medis.
Menurut McGuire (1964) orang dapat diinokulasi untuk melawan persuasi. Teori ini menyatakan lebih baik mempersenjatai pembujuk (persuadee) dengan coenterarguments daripada membiarkan tidak siap menyangkal perspektif lawan.






PENUTUP

Komunikasi antar pribadi ialah suatu komunikasi yang dilakukan antara dua individu yang biasanya dilakukan secara tatap langsung, komunikasi ini biasanya dilakukan pada komunikasi persuasi.
Teori komunikasi ialah suatu teori yang berkaitan dengan komunikasi, dimana teori itu sendiri ialah seperangkat konsep atau proposisi yang berfungsi menerangkan satu fenomena sehingga peristiwa atau fenomena itu bisa diramalkan.
Teori yang terdapat dalam komunikasi antar pribadi itu sangatlah banyak diantaranya : Teori Penetrasi Sosial, teori kecocokan hipotesis, teori saling melengkapi, teori S-M-C-R, teori matematikal komunikasi, model ABX Newcomb, dan teori inokulasi.











DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.
Sasa Djuarsa S., Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta. 2003
John Fiske, Introduction to Communication Studies, Sage Publications, 1996
Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communiation, Wadsworth Publication, New Jersey, 1996.
Brent D. Ruben, Communication and Human Behaviour, Prentice Hall, New Jersey, 2004

Komentar

Postingan Populer