Cerpen "Jangan Tinggalkan Duka"


“Jangan tinggalkan duka bersamaku, bawalah ia hanya bersamamu” Sari akhirnya melepaskan genggaman tangannya. Meski matanya menyimpan genangan air mata, dia berusaha menampakkan senyuman, sebuah senyum yang penuh arti.
Belum genap setahun Sari menikah dengan Andre, kini dia sudah harus membiarkan pernikahannya berakhir meskipun dengan sebuah tanya besar masih saja belum menemukan jawabannya. Sari sosok gadis yang sempurna (setidaknya setahun yang lalu dia masih seorang gadis)wanita muda yang cantik, lemah lembut, berpendidikan, dan wanita karier dengan prestasi pendidikan dan kerjanya yang setumpuk. Dengan kriteria seperti itu siapa lelaki yang sanggup menolak jika diminta untuk sekadar menemaninya jalan, bahkan jika diminta untuk menikahinya pun pasti tak akan ada yang menolak.
Suara tangisan pecah dan menggema seperti mengisi seluruh ruangan yang kosong, namun tangisan itu tidak keluar dari mata Sari melainkan air mata Ibu dan kakak-kakaknya. Setelah dua minggu tidak pulang ke rumah Andre tiba-tiba datang dan ingin bercerai dari Sari. Tanpa alasan yang jelas. Andre meninggalkan Sari. Ribuan pertanyaan terlontar baik dari Sari, Ibu bahkan kakak-kakaknya menghantam Andre namun dia tidak bergeming, masih dengan keinginannya yang terdengar gila. Andre ingin bercerai.
Semua orang yang mendengar pasti akan berkata keinginannya gila. Belum genap setahun mereka menikah bahkan baru tiga minggu yang lalu Sari melahirkan buah cintanya, kini Andre sudah menceraikannya. Tanpa alasan yang jelas dan tanpa hati nurani. Sudah banyak lelaki yang melamar Sari mulai dari pejabat, dokter, bahkan dosen teman satu profesinya. Namun tidak pernah ada yang cocok dengan hatinya. Hingga orang tua Andre datang dan meminta Sari menikah dengan putra semata wayangnya. Sampai pada akhirnya Sari memutuskan untuk menerima pinangan Andre dan tidak berselang beberapa bulan mereka menikah. Andre memang cinta monyet Sari ketika SMP dulu, maka saat orang tua Andre datang meminangnya bagai mendapat durian runtuh, Sari punya kesempatan untuk mengulang cintanya yang sempat terpisah jarak.
“Aku hanya butuh waktu untuk menenangkan pikiran dan aku akan kembali” Andre menjawab semua rentetan pertanyaan hanya dengan satu kalimat itu.
“Tidak, Andre!!! Kamu bisa pergi sekarang, hanya jangan tinggalkan duka bersamaku bawalah ia bersamamu” jawab Sari dengan nada mantap. Ya, semakin mantap setelah ratusan pertanyaan yang dilontarkan olehnya tidak satu pun dijawab oleh Andre.

(to be continue.....)

cerpennya masih harus bersambung, entah nantinya akan menjadi cerbung atau jadi setumpuk novel yang pasti sekarang saya dipaksa untuk menyelesaikan pekerjaan lain (cerpen ini ditulis disela waktu nunggu perintah dari atasan ^^) tunggu ya....

Komentar

Postingan Populer